Kebudayaan Jatilan Campur
Posted by erina on Wednesday, December 21, 2011. Filed under: Opini
Kebudayaan
Jatilan Campur
Beberapa
waktu yang lalu saya melihat salah satu siaran berita mengenai kebudayaan
bangsa Indonesia. Berita itu berisi liputan mengenai kebudayaan Jatilan Campur
masyarakat Magelang didekat lereng gunung merapi.
Berbeda
dengan Jatilan yang biasanya, Jatilan Campur ini melibatkan lebih banyak penari
karena tokoh yang diperankan dalam tarian. Tokoh-tokoh yang diperankan mewakili
semua sifat manusia yang ada di bumi ini. Ada karakter baik, ada karakter
jahat, karakter yang memerankan para pejabat sampai dengan rakyat jelata. Tak
hanya pemain yang banyak, tapi penonton yang antusias menontonpun tak kalah
banyak.
Hampir
semua penari yang memerankan tokoh itu mengenakan topeng yang sebelumnya sudah
diisi dengan roh-roh yang sesuai dengan karakter tokoh dan telah diadakan
ritual pemanggilan roh di kuburan keramat. Oleh sebab itu hampir semua penari
kemasukan roh saat menari dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin
dilakukan dalam keadaan sadar, seperti makan beling, makan genting, mengupas
kelapa dengan menggunakan gigi bahkan ada penari yang berlari meuju ke kuburan
tempat topeng yang kenakannya diisi dengan roh. Diperlukan lebih banyak pawang
tentunya karena tak jarang penontonpun ikut kemasukan roh, tapi disinilah letak
keistimewaan budaya ini.
Kebudayaan
seperti ini memang patut di lestarikan meskipun melenceng dari ajaran agama
Islam. Akan tetapi untuk menghapusnyapun pasti tidak mudah juga, karena
kebudayaan ini sudah ada sejak dahulu yang diwariskan leluhur kepada keturunannya.
Sebaiknya
pemerintah segera mengambil tindakan untuk melestarikan salah satu kebudayaan
warisan leluhur kita ini sebelum ada yang
pihak mengaku-aku lagi.
December 22, 2011 at 3:02 AM
wah, iya deh yang jago nari, hehee :D
December 22, 2011 at 4:42 AM
gag bisa nari kayak gitu aku..
takut seh masak ntar aku makan beling..
hiii
December 22, 2011 at 4:46 AM
ngiri yang dari solo.. hahaaha
December 22, 2011 at 4:05 PM
apasih tek