Kembalikan Cibantenku yang Dulu
Posted by erina on Tuesday, December 20, 2011. Filed under: Opini
Kembalikan
Cibantenku yang Dulu
Kembalikan cibantenku yang dulu.. mungkin itu kata-kata
yang bisa mengungkapkan kesedihan yang dialami oleh warga desa tembong. Mereka
mengalami krisis air, untuk mencuci, mandi bahkan makan dan minum. Hal ini di
sebabkan karena sungai Cibanten mereka yang tercemar dan mengalami pendangkalan
akibat endapan lumpur sisa pengerukan pasir yang dibuang langsung ke sungai.
Mereka
terpaksa mencuci di sungai dan jalan dari rumah ke sungai itu licin, terkadang
mereka terjatuh dan harus mengulangi mencuci lagi karena baju mereka terkena
lumpur. Belum lagi air sumur yang sudah habis sumbernya, air sumur yang dalam
dan keruh itu mau tidak mau digunakan sebagai pencuci sayur untuk dimasak.
Cibanten,
sungai yang 10 tahun yang lalu menjadi sungai kebanggaan mereka, kini
keberadaannya pun terancam karena pendangkalan serta pencemaran sungai yang tak
kunjung diatasi oleh pihak penambang pasir dan pmerintah.
Cibanten sebelum tercemar |
Jika
dulu produksi pertanian di sekitar sungai dapat menghasilkan berton-ton padi
setiap panennya, dan kini hanya tinggal 25 Kg padi setiap satu sawah dipanen.
Hal ini karena kurangnya air dan pencemaran yang terjadi mengakibatkan
penyempitan sungai. Penyempitan ini dikarenakan lumpur akibat penambangan pasir
yang langsung dibuang ke sungai tanpa diendapkan terlebih dahulu.
Sungguh
keadaan yang memprihatinkan, jika seperti ini rakyat tidak biasa berbuat
apa-apa, rakyat menunggu pemerintah dan pihak terkai untuk bertanggung jawab.
Akan tetapi pemerintah tidak segera tanggap dengan keadaan ini, buktinya sampai
saat ini belum ada pembuktian berupa pengerukan Sungai Cibanten.
Cibanten sekarang |
Masalah
ini seharusnya menjadi suatu cambuk bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan
lingkungan dan kesejahteraan rakyatnya. Dalam kurun waktu 10 tahun saja Sungai
Cibanten sudah mengalami pendangkalan yang parah. Terbukti bahwa selama ini
tidak memperhatikan lingkungan. Apalagi jika kita lihat dampaknya, 25 kg per
sawah, bukankah hal yang sangat memprihatinkan. Lalu kemana saja pemerintah
selama ini?? Apakah pemerintah menunggu rakyat menderita dahulu baru
bertindak?? Apakah rakyat harus merintih-rintih dahulu baru pemerintah datang
bak super hero sebagai penyelamat?? Jika benar seperti itu, mana janji-janji
manis yang dulu begitu menggebu-gebu kalian sampaikan, semangat yang membara
untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik, APAKAH ITU SEMUA HANYA JANJI??
December 22, 2011 at 8:06 AM
wah nice info
memang pemerintah dapat kita rasakan tidak pernah memikirkan tentang rakya kecil
December 22, 2011 at 4:41 PM
iya egh,, kasian banget.. ayog bantuin ngebersihin sungainya,,
December 22, 2011 at 5:03 PM
huda : kurang lebih sperti itu
cinta: ayog,, bantu doa :)