Tari Saman sudah
Aman,, Bagaimana dengan yang lain??
Siapa yang tak kenal dengan Tri
Saman, ya.. Tari Saman merupakan salah satu warisan kebudayaan di Indonesia
yang sudah mendunia. Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa
ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair yang
digunakan dalam tarian ini adalah bahasa Arab dan Bahasa Gayo. Dalam beberapa
literatur menyebutkan bahwa Tari Saman di Aceh ini didirikan serta dikembangkan
oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tarian
merupakan salah satu media untuk berdakwah karena mencerminkan pendidikan,
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Pada
umumnya, tari Saman ini dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, namun
apakan Anda pernah memperhatikan jumlah mereka? Jumlah penarinya pasti selalu
ganjil.
Ya, itu tadi sedikit mengenai
tari Saman. Namun tak cukup sampai disini saja, ada kabar yang lebih dahsyat
lagi dari Tari Saman ini.
"Perjuangan
Indonesia memasukkan Tari Saman asal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai
warisan budaya dunia tak benda (intangible) tidak berakhir sia-sia. Sidang sesi
keenam Komite Antarpemerintah UNESCO di Nusa Dua,Bali,kemarin resmi mengakui
tari asal Kabupaten Gayo Lues itu sebagai warisan budaya dunia. ”Setelah
melalui proses panjang,Tari Saman akhirnya dinyatakan memenuhi persyaratan dan
telah ditetapkan pukul 09.47 Wita,” kata Asisten Deputi Urusan Kebudayaan
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Suyud Winarno di Nusa Dua,kemarin.
Dalam penilaian yang dilakukan pakar dari 24 negara
itu, Tari Saman ditetapkan dalam kategori warisan budaya tak benda yang saat
ini memerlukan perlindungan mendesak (urgent safeguarding list). Suyud
mengatakan, berkas nominasi Tari Saman telah disusun dengan teliti sejak Maret
2010 bersama Pemerintah Provinsi NAD,Pemerintah Daerah Gayo Lues, dan
masyarakat.
Berkas itu kemudian diajukan dalam sidang,bersaing
dengan puluhan nominasi warisan budaya dunia tak benda dari berbagai negara.
Suyud menjelaskan, salah satu kriteria dimasukkannya Tari Saman ke dalam daftar
warisan budaya dunia tak benda yang memerlukan perlindungan karena tarian
tersebut saat ini sudah jarang dilakukan laki-laki. ”Tari Saman asli Gayo Lues
penarinya adalah laki-laki dengan nuansa religi.
Namun, kebanyakan kini dimainkan dengan kombinasi
penari pria dan perempuan,”kata dia. Keputusan itu disambut bangga Pemerintah
Indonesia. ”Kita sangat bangga karena untuk mendapatkannya butuh perjuangan bertahun-tahun,”
ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Windu Nuryanti. (lihat selengkapnya)."
Dengan adanya putusan ini diharapkan Tari Saman telah
diakui sebagai tari tradisional warisan leluhur asli dari Indonesia sehingga
tidak diakui oleh negara lain. Sebenarnya mendapat atau tidak mendapat pengakuan dari dunia bukanlah faktor utama
penentu bahwa kebudayaan kita tidak akan diakui oleh negara lain. Menurut saya
faktor utama yang menentukan adalah sikap rakyat terhadap kebudayaan tersebut.
Sebagai warga indonesia yang baik, seharusnya kita mau untuk mempelajari
kebudayaan-kebudayaan yang diwariskan leluruh kepada kita. Dengan
mempelajarinya secara otomatis kita bisa ikut ambil bagian dalam masalah
melestarikannya.
Masih ingatkan beberapa waktu yang lalu, beberapa
budaya asli Indonesia diakui oleh negara tetangga kita sendiri, seperti Reog,
Tari Pendet, bahkan sampai ke batik. Miris jika membayangkan kebudayaan yang
sudah turun-temurun di Indonesia tiba-tiba diakui oleh negara lain. Ibarat kehilangan
sebagian anggota tubuh yang sudah melekat dari lahir. Siapa yang berhak
disalahkan? Pemerintah? Pejabat negara? Seniman-seniman? Atau kita?
Hal ini seharusnya menjadi suatu cambuk bagi kita
untuk bekerja lebih dalam melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri. Mungkin pemerintah
bisa membuat keputusan baru mengenai hal ini. Mungkin dengan cara memasukan
materi budaya kedalam mata pelajaran sesuai daerah masing-masing, atau
mendirikan suatu lembaga pelestarian budaya dan bekerja sama dengan
seniman-seniman Indonesia untuk berbagi ilmu atau apalah itu yang bisa mempertahankan
aset negara kita. Namun sebagai rakyat biasapun tidak boleh hanya diam dan
menunggu atasan bertindak. Kita tidak boleh menjadi rakyat yang pasif yang
kerjaannya hanya bisa marah-marah pada para pejabat jika muncul permasalahan
baru. Kita juga harus mempunyai usaha untuk melestarikan budaya sebagai wujud
rasa peduli dan rasa cinta kita pada kebudayaan negara kita sendiri. Mulai dari
diri kita sendiri, kemudian mengajak teman-teman lain untuk turut serta, karen KALAU
BUKAN KITA SIAPA LAGI??.
November 27, 2011 at 1:19 AM
cieee... hidup indonesia
tari saman sangat berbau indonesia banget
bukan bau kadal air :P
December 17, 2011 at 11:34 PM
pasti erina jago ya nari samannya..
December 18, 2011 at 2:59 PM
far15 = emang kadal air berbau yah?
December 18, 2011 at 3:01 PM
gitta= aku gag bisa nari Saman kok git :)