Resensi Film
Posted by erina on Monday, November 21, 2011.
Lucu ga’ Sih???
Judul film :
Alangkah Lucunya Negeri Ini
Sutradara : Deddy Mizwar
Pemain :
1. Reza Rahadian sebagai
Muluk
2. Ratu Tika Bravani
sebagai Pipit
3. Asrul Dahlan sebagai
Samsul
4. Deddy Mizwar sebagai Ayah Muuk
5. Slamet Raharjo sebagai
Ayah Pipit
6. Jaja Miharja sebagai
calon mertua Muluk
Film ini bercerita
tentang Muluk yang telah 2 tahun lulus sebagai Sarjana Management tetapi belum
juga mendapatkan pekerjaan. Sampai akhirnya Muluk bertemu dengan Komet, seorang
anak yang berprofesi sebagai pencopet. Komet adalah pencopet profesional karena
dalam setiap operasinya dilakukan bersama dengan beberapa temannya. Muluk
tertarik untuk memberikan pendidikan bagi para pencopet cilik yang berjumlah
kira-kira 20 anak itu dengan caranya sendiri.
Muluk menyebut
pekerjaannya itu sebagai Pengembang Sumber Daya Manusia. Muluk meminta Samsul
dan Pipit menjadi patner kerjanya. Samsul adalah seorang Sarjana Pendidikan,
sehingga ia menduduki jabatan sebagai guru membaca serta mengajarkan tentang
kenegaraan kepada para pencopet cilik itu. Sedangkan Pipit sebagai anak Pak
Haji didaulat sebagai guru agama. Dan Muluk mengajarkan pendidikan moral kepada
mereka. Muluk mengarahkan mereka untuk beralih profesi dari pencopet menjadi
pedagang asongan.
Memang tidak mudah
mendidik para copet membaca dan mengaji, apalagi soal moral. Akan tetapi Muluk,
Samsul dan Pipit tidak mudah menyerah untuk membuat pencopet cilik itu menjadi
insan yang berpendidikan. Dan pada
akhirnya mereka bertiga berhasil membuat para pencopet cilik itu pintar,
mempunyai jiwa patriotisme, hafal pancasila dan juga bisa sholat dan mengaji.
Akan tetapi suatu ketika orang tua mereka tau bahwa gaji mereka berasal dari
uang hasil mencopet dan itu tidak halal. Orang tua mereka marah, dan akhirnya
Muluk, Samsul dan Pipit berhenti dari pekerjaanya.
Sebelum akhirnya
berhenti, Muluk, Samsul dan Pipit memberikan modal kepada pencopet cilik berupa
kotak asong beserta isinya untuk mereka yang ingin berubah dari pencopet
menjadi pengasong. Hanya beberapa anak saja yang mau mengasong dan yang lainnya
kembali menjalankan aksi mencopetnya.
Hari pertama mengasong
mereka sudah harus berurusan dengan pihak keamanan, karena pada saat itu sedang
ada razia. Mereka berlari dan akhirnya tertangkap, namun mereka diselamatkan
oleh Muluk yang pada saat itu tengah belajar mengemudi. Muluk rela ditangkap
demi anak didiknya yang mau berubah. Pengsong cilik itupun tak mau pengorbanan
Muluk sia-sia, mereka melanjutkan berjualan.
Film ini membawa pesan
moral yang sangat menggugah dengan tema kemiskinan. Dalam film ini
menggambarkan bagaimana kehidupan anak-anak jalanan. mereka tidak punya pilihan
lain, mencopet memang dilarang agama karena uang yang dihasilkan tidak halal,
lalu bagaimana dengan mengasong? hasil
dari mengasong adalah halal karena mereka berjualan, lalu mengapa mereka masih
harus ditangkap saat ada razia?. Inilah letak kelucuan dari negeri kita, tidak
pandang salah atau benar tetap ditangkap. Hal ini membuktikan bahwa
undang-undang mengenai perlindungan negara kepada mereka belum terlaksanakan
dengan baik. Sebaiknya setelah dirazia mereka diberi semacam pelatihan untuk
mengembangkan kemampuan mereka. Bukan malah ditahan karena hal tersebut tidak
akan membuat mereka jera. Hidup mereka sudah sulit akan tetapi sederet
peraturan yang tujuan sebenarnya untuk mensejahterakan mereka malah menjadi
penghalang bagi mereka untuk berkembang.
December 22, 2011 at 3:11 AM
Lucuu, tapi miris dan bikin terhaaruu, hahaa :D
December 22, 2011 at 3:47 PM
iya ya...